Foto: Gunung Anak Krakatau (Antara Foto)

 

 

Jakarta – Kepala BMKG Dwikorita Karnawati bersama TNI mencoba melihat langsung Gunung Anak Krakatau yang longsorannya bikin tsunami di Selat Sunda. Sudah berhasil terbang, Dwikorita belum bisa melakukan pemantauan karena gangguan awan tebal.

“Kepala badan sejak kemarin juga berusaha untuk, bekerja sama dengan TNI mencoba melihat langsung di Anak Gunung Krakatau (Gunung Anak Krakatau). Tadi pagi sudah berhasil terbang, tapi sampai di sana ternyata masih tertutup awan,” ujar Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Tiar Prasetya di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (25/12/2018).

“Ini kami juga masih lihat perkembangan. Ini untuk kabar terkait dengan tsunami yang terjadi di Banten beberapa hari yang lalu,” imbuh dia.

Tiar menegaskan sampai saat ini belum ada hasil dari pemantauan udara. “Itu tertutup awan tebal, jadi belum bisa terpantau secara langsung,” sebutnya.

BMKG ingin melakukan pemantauan udara untuk memastikan langsung secara visual kondisi Gunung Anak Krakatau. BMKG juga ingin memastikan kembali bahwa memang ada longsoran Gunung Anak Krakatau.

“Kan kemarin kita confirm berdasarkan peta satelit bahwa memang ada perubahan kan, bahwa memang ada longsoran di Anak Gunung Krakatau. Nah, kita juga make sure secara visual, secara foto, makanya bekerja sama dengan TNI berangkat dari Halim untuk melihat secara nyata, langsung, bahwa memang terpantau ada longsoran, itu yang kita lakukan,” sebutnya.

“Artinya double crosscheck aja confirm bahwa memang ada longsoran di sana sehingga semua menjadi clear bahwa tsunami yang terjadi waktu malam itu adalah karena tremor aktivitas vulkanik, kemudian dia menyebabkan longsoran atau bahasa kitanya flank collapse dan itu men-trigger gelombang tsunami yang sampai di Pantai Banten dan Lampung,” ucap Tiar. (gbr/tor)

Sumber        : detikNews 25/12/2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here