pikirancendekia .com – Pemerintah kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) melalui Dinas Pertanian terus berupaya mengejar target realisasi tanam padi seluas 22.763 hektare dan tanam jagung seluas 1.041 hektare di tahun 2017.

Dari hasil rekap sementara tanam padi musim tanam (MT) 2016/2017 dan MT 2017 periode April hingga September menunjukan, sampai Agustus ini telah realisasi seluas 8.788 hektare yang tersebar di enam kecamatan.

“Jadi musim tanam ada dua musim, di bulan Oktober sampai Maret kita sebut musim rendeng, sedangkan April sampai September disebut musim tanam Gadu, dan sampai bulan Agustus ini telah terealisasi sementara seluas 8.788 hektare,” ujar Sutrisno dari Dinas Pertanian Tubaba.

Rinciannya:Kecamatan Tulangbawang Udik seluas 1.886 hektare, Tumijajar seluas 3.993 hektare, Tulangbawang tengah 2.395 hektare, Pagardewa 71 hektar, Gunung terang 443 hektar.

“Kami berharap kepada masyarakat untuk terus meningkatkan areal tanam padi kita, khususnya yang memang memiliki lahan yang dialiri irigasi,” harapnya.

Semangat Dinas Pertanian untuk memperluas lahan tanam padi mendapat dukungan dari para petani, seperti pengakuan, Wagino (52) petani padi asal tiyuh Candramukti saat di temui  di areal sawahnya, Senin, (28/8/2017) mengatakan pihaknya mengupayakan untuk terus bertahan menanam padi, meskipun dimusim Gadu ini kami mengalami kerugian yang cukup besar akibat dirusak hama tikus.

Wagino mengatakan lahan seluas seperempat hektar miliknya pada panen terakhir hanya menghasilkan empat karung gabah kering, yang sebelumnya bisa mencapai 4 ton bahkan lebih sebelum adanya serangan hama tikus tersebut.

“Bisa dibilang gagal kita tahun ini, paling banyak hanya 4 karung saja yang bisa di panen selebihnya dirusak oleh tikus,” ujar dia.

Wagino mengakui pemerintah daerah telah melakukan pemberian bantuan pengendalian hama tikus disetiap musim tanamnya, namun tikus hingga saat ini masih sulit dikendalikan.

“Kami duga ini akibat banyaknya lahan persawahan yang di jadikan kebun karet dan sawit, karena saya sempat melihat gerombolan tikus-tikus itu berasal dari kebun itu,” kata dia.

Ia berharap ada peraturan yang tegas dari pemerintah setempat agar melarang areal persawahan disekitar aliran irigasi di rubah menjadi perkebun karet maupun sawit.

“Kami berharap begitu, mereka dulunya sudah mendapatkan ganti rugi cetak sawah kenapa sekarang diperbolehkan untuk ditanami karet dan sawit, terlebih lagi menjadi penyebab rusaknya sawah padi disekitarnya,”ungkapnya.

Menyikapi keluhan warga tersebut, Sutrisno mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan memberikan bantuan pengendalian hama tikus yang didatangkan dari pemerintah provinsi Lampung.

“Kita akan bantu pengendalinya dengan umpan karena rata rata tikus itu bersarang disaluran irigasi dan sebagian kecil bisa dari perkebunan yang di maksud tadi,” ujarnya.

Selain memperluas tanaman padi di kabupaten Tulangbawang barat, dinas pertanian juga mendorong peningkatan sektor pertanian dari penanaman jagung “Tutupny (dul)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here